Langsung ke konten utama

CEO Google Kantongi Bonus Rp 2,5 Triliun

Bos Google Sundar Pichai tampaknya akan sumringah dalam beberapa hari belakangan. Bagaimana tidak? CEO dari salah satu perusahaan teknologi terbesar dunia ini mendapat bonus bernilai fantastis.
Melansir laman Business Insider, Rabu (10/2/2016), Pichai mendapat bonus berupa saham senilai US$ 183 juta atau setara dengan Rp 2,5 triliun yang akan diberikan dalam kurun waktu empat tahun. Bonus yang ia terima ini merupakan bonus terbesar yang pernah diterima oleh jajaran eksekutif di Google.

Pichai menduduki kursi CEO Google pada bulan Oktober setelah perusahaan tersebut merekstrukturisasi manajemen perusahaan dan menambah anak perusahaan baru bernama Alphabet Holding Company.

 Alphabet merupakan anak perusahaan Google yang berfokus pada cabang bisnis lain seperti pelayanan internet berkecepatan tinggi, google fiber dan peralatan rumah tangga. Besarnya bonus yang didapat menunjukkan seberapa penting keberadaan Pichai di perusahaan tersebut.

Logo Google© Kantor pusat Google. Foto: Digital Trends Logo Google 

Sesuai dengan dokumen SEC yang dikeluarkan pada Jumat lalu, Pichai dihadiahi 273.328 lembar saham yang akan diberikan selama empat tahun.
Besaran ini merupakan hadiah terbesar yang diterima oleh CEO Google. CEO google sebelumnya, Eric Schmidt mendapatkan saham senilai US$ 100 juta yang didapat pada tahun 2011 dan 2014. (Vna/Ndw)
Menuju Liputan6.com 

Artikel Terkait:

Komentar

Postingan Populer 7 Hari Terakhir:

Usia 29 Tahun, Tapi Wanita Ini Seperti Nenek

Hu Juan (29) berubah menjadi seperti nenek-nenek berusia 60-an. Dikutip The New Blog Hz dari Liputan6.com, Jakarta  Kasus medis langka kembali muncul di daratan Cina, Hu Juan (29) berubah menjadi seperti nenek-nenek berusia 60-an. Seluruh lapisan kulitnya mengendur secara drastis. Seperti diberitakan  Foxnews , Selasa (9/12/2014) menurut keterangan dokter, Hu dalam kondisi yang sehat. Namun ia didiagnosis dengan penyakit cutix Laxa, gangguan jaringan ikat yang ditandai dengan kulit yang kendur dan tidak elastis. Menurut National Institutes of Health (NIH), sekitar 200 keluarga terkena dampak ini di seluruh dunia. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mutasi gen yang menurunkan fungsi serat elastis, yang secara normal memberikan kekuatan dan fleksibilitas untuk jaringan ikat di seluruh tubuh. Sejak didiagnosis penyakit aneh, Hu dilaporkan depresi dan pernah mencoba bunuh diri dua kali. Ibu muda itupun sekarang takut melihat cermin serta tidak ingin keluar rumah karen...